Sumber: Media Indonesia
ASYIKNYA mewarnai rambut, apalagi dengan warna yang sedang trend tentu saja akan membuat Anda semakin terlihat berpenampilan baru. Tapi, apakah gaya hidup yang satu ini baik bagi kesehatan? Berdasarkan hasil studi ilmiah, zat-zat kimia dalam pewarna rambut terbukti berisiko menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, mulai dari reaksi alergi, gangguan pernafasan, bahkan kanker.
Reaksi alergiPengguna zat pewarna rambut paling berisiko mengalami reaksi alergi pada kulit. Mungkin sulit mencari jumlah pasti penderitanya. Akan tetapi, banyak pengguna yang melaporkan mengalami reaksi alergi yang kronis hingga fatal.
Reaksi alergi ringan biasanya ditandai dengan iritasi pada kelopak mata bagian atas atau di pinngir telinga. Tapi, pada kasus yang lebih parah, gejala ini bisa terjadi pada seluruh kepala atau tubuh. Bentuk reaksi alergi yang parah dikenal dengan nama anaphylactic shock. Alergi ini ditandai dengan pembengkakan pada mulut dan lidah serta penyempitan saluran pernafasan.
Reaksi kulit tidak hanya bisa dialami pada saat paparan pertama, tapi bisa juga terjadi tiba-tiba pada seseorang yang telah menggunakan dalam jangka waktu lama. Karena itu, pastikan Anda mencoba dulu sebelum memakai. Hal ini berfungsi untuk melihat kemungkinan adanya rekasi kulit. Tapi, cara ini juga tidak terlalu efektif karena biasanya tidak terdeteksi. Meskipun tidak terjadi alergi pada penggunaan awal, sistem kekebalan menjadi sensitif sehingga meningkatkan risiko mengalami reaksi alergi di masa mendatang.
AsmaAsma biasanya lebih sering dialami penata rambut dibandingkan masyarakat pengguna pada umumnya. Banyak studi menunjukkan, terpapar persulfates yang digunakan dalam bleaches dan PPD dari pewarna rambut dalam waktu lama, akan membuat saluran penafasan menjadi sensitif, sehingga memicu serangan asma.
KankerStudi-studi telah menunjukkan, pewarna rambut, khususnya yang berwarna pekat, meningkatkan risiko mengalami kanker non-Hodgkin's lymphoma dan kanker kandung kemih. American Journal of Epidemiology melaporkan kalau penggunaan pewarna gelap permanen selama lebih dari 25 tahun meningkatkan risiko mengalami kanker non-Hodgkin's lymphoma hingga 2 kali lipat. Penelitian ini dilakukan pada perempuan yang telah mewarnai rambut sejak 1980.
Laporan Manuela Gago-Dominguez, MD, PhD, seorang assistant professor of preventive medicine di USC, juga menyatakan kalau perempuan yang menggunakan pewarna rambut permanen paling tidak sekali sebulan selama satu tahun atau lebih, bersiko lebih tinggi mengalami kanker kandung kemih. Menurut Dominguez, semakin gelap warnanya, maka kandungan arylamines (zat kimia yang memberi warna) juga semakin banyak. Dan semakin sering Anda mewarnai rambut, maka semakin banyak pula arylamines yang masuk ke dalam sistem tubuh Anda. Meskipun tidak berbahaya bagi bayi yang belum lahir, lanjut Dominguez, ada baiknya perempuan hamil menghindari pewarna rambut permanen, paling tidak pada trimester pertama. (OL-08)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar