KapanLagi.com - Oleh: Chandra Wijaya
Ketika wabah flu burung belum juga mereda dan bisa ditanggulangi sepenuhnya, muncul strain flu baru yang tidak kalah membuat gempar seluruh dunia yaitu flu babi (Swine influenza) atau yang sekarang WHO lebih menyebutnya dengan Influenza A (H1N1). Cukup menggemparkan karena flu ini sampai sekarang telah mengakibatkan 25 korban jiwa di Meksiko, tempat flu ini pertama kali merebak. Belum lagi hingga kini belum ada obat yang cukup efektif untuk memberangus virus H1N1 ini, selain masih memakai obat-obat yang sebelumnya ditemukan untuk mengobati flu burung. Melihat bahaya yang ditimbulkannya, ada baiknya kita lebih mengenal flu ini. Materi dirangkum dari BBC, WHO, CDC, International SOS, Wikipedia dan Kantor Pusat Departemen Kesehatan Meksiko. Apa itu Influenza A (H1N1)?
Sebelumnya, secara normal virus tidak sampai menginfeksi manusia. Namun sebenarnya flu babi ditemukan sudah menginfeksi manusia tiap tahunnya dan itupun hanya terjadi pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi. Pada 5 Februari 1976, tentara di Fort Dix, Amerika Serikat diketahui terjangkit oleh virus ini. Pada 20 Agustus 2007, virus ini juga menjangkiti seorang warga di pulau Luzon, Filipina. Pada bentuk genetik terakhir dari H1N1 sudah menginfeksi manusia dan bisa menular dari orang ke orang. Virus ini menyerang semua usia di semua lokasi. Mutasi-mutasinya sering menyebabkan komplikasi serius dan bahkan sampai kematian.
Kronologi munculnya virus ini
Bahkan para ahli memperkirakan strain baru virus H1N1 yang bertanggung-jawab pada wabah ini muncul pertama kali pada bulan September 2008 dan menyebar ke manusia beberapa bulan sebelum kasus pertama terdeteksi. Strain ini baru benar-benar terdeteksi sebagai tipe baru oleh CDC setelah memeriksa seorang anak laki-laki di San Diego County, California pada tanggal 14 April 2009. Dan beberapa hari setelahnya pada anak perempuan di Imperial County, California. Keduanya sama sekali tidak pernah bersentuhan dengan babi.
Asal nama dari flu jenis ini
Perdebatan nama flu babi
Sebelumnya dari Washington diberitakan para pejabat AS menyampaikan argumentasi bagi perubahan nama flu babi. "Ini bukan penyakit yang ditularkan oleh makanan, tapi virus. Tidak tepat merujuknya sebagai flu babi karena sungguh bukan itu masalahnya," kata Menteri Pertanian Amerika, Tom Vilsack.
mengatakan dalam dengar pendapat di Senat bahwa rancangan "flu babi" mencerminkan protokol penamaan ilmiah.
Bagi produsen daging babi di AS, nama flu babi telah merugikan, sehingga para pejabat pemerintah mengambil sikap dengan menegaskan bahwa daging babi Amerika aman dimakan dan negara lain tak perlu melarang impor.
Apa hal baru dari flu tipe ini?

Virus flu punya kemampuan untuk saling bertukar materi genetika dan tampaknya versi baru dari H1N1 ini berasal dari gabungan beberapa virus yang berbeda, yang biasanya mungkin menyerang spesies yang berbeda. Babi menjadi media peleburan yang sempurna bagi virus-virus ini untuk saling bercampur satu sama lain.
Gejala dan bahaya dari flu ini
- demam tinggi sampai 38 derajat Celcius.
- batuk
- hidung tersumbat
- radang tenggorokan
- sakit kepala
- rasa sakit pada otot dan sendi
- badan terasa kedinginan
- lesu
- nafsu makan berkurang
- diare
- mual dan muntah-muntah
Bagaimana cara diagnosa flu babi?
Haruskah kita khawatir?
Sekarang ini WHO menetapkan flu ini sudah semakin dekat dengan pandemi flu, pertama kali sejak tahun 1968, dengan meningkatkan tingkat siaganya menjadi fase 5 dari 6 fase yang ada. Hal ini berarti seluruh pemerintah harus mulai menjalankan rencana menghadapi pandemi. Sejauh ini ada 1000 kasus yang dilaporkan dari 20 negara. Akan tetapi, PBB mengatakan belum ada bukti adanya penularan ke level masyarakat di Eropa dan Asia, kondisi yang akan meningkatkan tingkat siaganya menjadi fase 6.
Tidak ada yang tahu bagaimana efek sepenuhnya dari suatu pandemi, tetapi para ahli sudah memperingatkan adanya kemungkinan jatuhnya banyak korban. Pandemi Flu Spanyol yang muncul tahun 1918, yang juga disebabkan juga oleh strain H1N1, telah membunuh jutaan orang.
Ketua WHO Margaret Chan mengatakan situasi yang sekarang berbeda dengan yang terjadi pada tahun 1918. Pada saat itu pandemi Flu Spanyol muncul pada saat belum ada antibiotik yang tersedia untuk mengobati gejala-gejala yang timbul, dan ketika itu juga negara-negara sedang berjuang mengatasi krisis akibat perang.
Ada harapan karena manusia sudah sering terserang oleh virus H1N1 dalam flu musiman, sistem kekebalan kita akan punya sesuatu untuk memerangi penyakit ini. Akan tetapi, fakta kalau banyak korban berasa dari golongan umur muda merupakan sesuatu yang tidak biasa. Normalnya, flu musiman lebih sering menyerang golongan orang yang tua.
Apakah semuanya berbeda jika terjadi di Meksiko?
Warga yang terjangkit di Meksiko juga mendapat pengobatan dengan tahapan yang lebih lanjut daripada negara lainnya. Juga diduga bentuk virus yang menyebar di Meksiko berbeda dengan yang ada di lainnya meski hal ini hanya bisa dibuktikan lewat analisa laboratorium.
Pemerintah Meksiko telah mengurangi pengumuman jumlah korban tewas akibat virus ini, membutuhkan tahapan tes baru yang lebih lanjut.
Dapatkah penyebaran virus ini ditahan?
Bagaimanakah cara penularan virus ini?
Bisakah disembuhkan?
Akan tetapi yang menjadi perhatian sekarang jika banyak orang mulai meminum anti virus ini sebagai pencegahan, dikhawatirkan akan menimbulkan resistensi pada virus yang tentunya akan mengurangi efektivitas dari obat ini.
Apakah sudah ada vaksinnya?
Masih belum jelas seberapa efektif vaksin flu yang sudah ada sekarang terhadap strain baru sekarang, karena ada perbedaan secara genetika dengan strain flu lain. Satu vaksin baru sedang dikerjakan oleh para ilmuwan di Inggris dan Amerika, tetapi butuh berbulan-bulan untuk menyempurnakannya dan memproduksinya dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kemungkinan adanya permintaan yang sangat besar.
Sebuah vaksin sudah digunakan untuk melindungi manusia dari flu babi jenis tertentu yang terjadi di Amerika pada tahun 1976. Akan tetapi vaksin ini menyebabkan efek samping yang serius, termasuk perkiraan munculnya 500 kasus sindrom Guillain-Barré. Lebih banyak korban yang ditimbulkan vaksin ini daripada penyakitnya sendiri.
Bagaimana mencegah penularan?
- Jangan mencium tangan penderita dan juga saling berbagi makanan serta peralatan makan.
- Tutuplah hidung dan mulut Anda ketika sedang batuk atau bersin dengan tisu dan segera buang setelah memakainya.
- Sangat penting untuk sering-sering mencuci tangan dengan sabun dan air bersih untuk mencegah penyebaran virus dari tangan Anda ke wajah atau ke orang lain.
- Bersihkan permukaan dari barang-barang yang ada di rumah seperti sering membersihkan pegangan pintu menggunakan produk pembersih yang ada seperti sabun, deterjen atau lebih baik lagi dengan alkohol.
- Jika merawat seseorang yang menunjukkan gejala seperti sakit flu, Anda harus menggunakan masker untuk menutupi hidung dan mulut untuk mengurangi resiko tertular.
- Buatlah agar sinar matahari bisa memasuki ruang dalam rumah, kantor, dan ruang-ruang tertutup lainnya agar virus segera mati terbakar.
- Begitu terserang demam mendadak, batuk-batuk, sakit kepala, sakit pada otot dan sendi, segera hubungi dokter untuk pemeriksaan selanjutnya.
- Hindari perubahan suhu mendadak yang bisa menyebabkan kondisi tubuh menjadi tidak stabil sehingga mudah kena flu.
- Perkuat tubuh Anda dengan makan buah-buahan dan sayuran yang kaya vitamin A dan C.
- Terapkan hidup yang sehat dengan tidur yang cukup, makan makanan bergizi dan rajinlah berolahraga.
- Jauhi daerah yang sudah terkontaminasi virus tersebut.
- Jangan merokok di tempat tertutup atau di dekat anak-anak, orang tua atau pasien.
Bagaimana kalau sudah merasa terjangkit virus ini?
- Hindari debu, asap dan zat lainnya yang dapat mengganggu pernafasan terutama pada anak-anak yang lebih rentan terhadap penyakit.
- gejala sakit masih ada setelah 10 hari
- sakit makin parah setelah 5 hari
- jika muntah cukup parah
- jika demam semakin tinggi dan tidak turun-turun
Apakah masih butuh waktu untuk menjadi pandemi?
Apakah aman mengonsumsi daging babi?
Apakah sudah masuk Indonesia?
Untuk di Indonesia seperti yang diberitakan kantor berita Antara pada 14 Mei 2009, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menjelaskan pasien wanita berinisial EK (31), warga asal Kopo Bandung, merupakan pasien pertama yang dinyatakan suspect mengidap virus influenza tipe A (H1N1).
"EK adalah pasien suspect Flu Babi pertama kami, hal ini dikuatkan dengan riwayat EK yang telah mengunjungi dua negara yang positif flu babi," kata juru bicara yang juga menjabat sebagai anggota tim dokter penanganan infeksi khusus RSHS Bandung, Dr Primal Soednaja.
Ia mengatakan, status suspect diberikan terhadap pasien EK didasarkan pada riwayat pasien yang pernah berkunjung ke dua negara yang pernah terjangkit virus H1N1 (Flu Babi), yakni Amerika Serikat dan Korea Selatan. Meski begitu sampel darahnya masih diteliti Balitbangkes Pusat untuk diketahui benar-benar terkena influenza tipe A (H1N1) atau bukan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar